2.
Lahan
Sejak tahun
1970, istilah lahan mulai banyak digunakan. Menurut FAO, lahan diartikan
sebagai tempat di permukaan bumi yang sifat-sifatnya layak disebut seimbang dan
saling berkaitan satu sama lain, memiliki atribut mulai dari biosfer atmosfer,
batuan induk, bentuk-bentuk lahan, tanah dan ekologinya, hidrologi,
tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari aktivitas manusia pada masa lalu dan
sekarang yang menegaskan bahwa variabel itu berpengaruh nyata pada penggunaan
manusia saat ini dan akan datang.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah lahan bararti tanah terbuka, tanah
garapan. Lahan diartikan sebagai suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang
dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk lahan pertanian, untuk membangun
rumah, dan lain-lain. Pemahaman tentang tipe-tipe tanah yang penting bagi
pemanfaatan dan daya guna lahan. Tidak semua tipe tanah bisa dipakai untuk
lahan pertanian, untuk membangun rumah, berdirinya pabrik, atau alas jalan.
Setiap tanah memiliki karakteristiknya sendiri yang memberi pengaruh pada
terbatasnya daya guna lahan di atas tanah itu.Sebelum pemanfaatan lahan di atas
tanah, harus melakukan survey tanah terlebih dahulu.Pendayagunaan tanah sebagai
sumber daya tidak hanya sebatas tanah dalam batas yang sempit, tetapi lebih
luas berupa lahan. Lahan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia,
tumbuhan, dan makhluk lainnya. Manusia selalu berusaha memiliki dan
menguasai lahan, yang ikut menentukan status sosialnya. Kebutuhan hidup manusia
yang beragam, penguasaan teknologi, kondisi sosial budaya, dan ekonomi
masyarakat yang berbeda merupakan faktor yang menentukan dalam penggunaan
lahan. Pengelolaan lahan merupakan upaya yang dilakukan manusia dalam
pemanfaatan lahan sehingga produktivitas lahan tetap tinggi secara
berkelanjutan (jangka panjang). Penggunaan sumber daya lahan dapat dibagi
ke dalam tiga kelompok manfaat dan peranan, yaitu
a. Lahan
digunakan untuk tempat tinggal, berusaha, bercocok tanam, tambak ikan,dan
lainnya;
b. Lahan sebagai kawasan hutan yang menopang kehidupan
vegetasi satwa liar;
c. Lahan sebagai daerah pertambangan yang bermanfaat bagi manusia.
c. Lahan sebagai daerah pertambangan yang bermanfaat bagi manusia.
Besarnya
manfaat dan pentingnya peran lahan menyebabkan sering terjadi konflik
kepentingan dalam penggunaannya. Namun, bagaimana manusia dapat memanfaatkan
dengan baik sumber daya tanah berupa lahan secara seimbang sesuai dengan
potensi dan kebutuhannya.
3.
Degradasi dan Kerusakan Lahan
Degradasi adalah penurunan mutu atau kemerosotan
kedudukan. Dalam kaitannya dengan tanah, pengertian degradasi adalah penurunan
atau kemerosotan mutu tanah akibat perilaku manusia atau aktivitas alam,
sehingga kondisi tanah lebih buruk dibanding sebelumnya. Degradasi tanah dapat
meliputi aspek fisik, kimiawi, dan biologi tanah. Sedangkan faktor-faktor yang
menyebabkan degradasi adalah berkurang dan hilangnya nutrisi, dan erosi tanah. Sebagai
salah satu faktor penyebab degradasi, erosi tanah oleh air dan angin merupakan
bentuk terpenting dari degradasi , erosi tanah merupakan suatu proses atau
peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh
pergerakan air maupun angin. Limpasan permukaan sebagai faktor pemicu utama
erosi, pada akhirnya berakibat pada terjadinya degradasi lahan. Degradasi tanah
dapat berdampak pada menurunnya kualitas/mutu tanah. Kualitas tanah tidak lain
adalah kapasitas tanah sesuai fungsinya. Apabila kapasitas fungsi tanah sudah
mengalami penurunan dan tidak dapat berfungsi seperti sediakala, maka tanah
tersebut telah mengalami degradasi. Kualitas tanah adalah gabungan dari sifat
fisik, kimia, dan biologi yang menentukan pertumbuhan tanaman, mengatur dan
membagi aliran air pada lingkungan, dan sebagai filter lingkungan yang efektif.
Sedangkan , Kualitas tanah merupakan kemampuan suatu tanah, di dalam
batas-batas lingkungannya, untuk berfungsi dalam kapasitasnya menghasilkan
produk biologi secara berkesinambungan, mengatur tata air dan aliran larutan,
memelihara dan memperbaiki kualitas lingkungan untuk kesehatan dan kenyamanan
hidup manusia dan hewan.
4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Keusakan Tanah dan
Lahan
Beberapa aktivitas manusia yang dapat menurunkan
kualitas tanah adalah sebagai berikut :
a. Usaha tani tanaman semusim terutama di daerah
miring, yang tidak dibarengi dengan usaha konservasi tanah dan air akan
berdampak pada terjadinya erosi dan pengangkutan bahan organik, sehingga
mengakibatkan terjadinya lahan kritis,
b. Perladangan berpindah, yang mengubah
hutan menjadi lahan pertanian, jika lahan tersebut berubah menjadi alang-alang
akan menurunkan kualitas lingkungan,
c. Penggembalaan berlebihan, yang melampaui
kapasitas lahannya mengakibatkan rumput tidak sempat tumbuh sehingga menimbulkan
tanah gundul (penggurunan),
d. Penempatan permukiman transmigrasi, yang
tidak memiliki kesesuaian lahan akan berkembang menjadi lingkungan yang
berkualitas buruk, tidak produktif, dan menyengsarakan transmigran,
e. Pembukaan lahan secara serampangan, dapat
menyebabkan pemadatan tanah sehingga menurunkan infiltrasi, meningkatkan
limpasan, dan memicu terjadinya erosi,
f. Cara pengelolaan bahan organik,
pengangkutan dan pembakaran limbah pertanian dapat menurunkan kadar bahan
organik. Hal ini dapat menyebabkan memburuknya sifat fisik dan erodibilitas
tanah,
g. Perubahan tata guna lahan, dapat merubah kualitas
tanah dan lingkungan, misalnya peningkatan erosi dan menurunnya kesuburan/produktivitas
tanah, dan
h. Penambangan bahan galian yang dilakukan
secara besar-besaran yang berbenturan dengan kepentingan permukiman, pertanian,
dan kehutanan dapat menimbulkan masalah lingkungan.
5. Manfaat Tanah
1.
Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan
unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat produksi suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang
tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.
2.
Penyedia maanan untuk biota tanah. Tanah menjadi
habitat pengurai yang menguraikan sisa organisme mati menjadi bahan makanan
yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lain.
3.
Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tnah
merupakan tempt manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di
dalam tanah, hidup pula berbagai organisme tanah, misalnya cacing tanah.
4.
Sumber bahan baku barang kerajianan atau perabot rumah
tangga. Kandungan tanah liat dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu
bata, barang-barang seni dan kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah
liat juga dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku genteng penutup
atap rumah atau bangunan.
5.
Memiliki nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan
menimpan air (melindungi tata air), menekan erosi, serta menjaga kesuburan
tanah.
6.
Memiliki nilai ekonomis yaitu sebagai aset yang dapat
disewakan atau diperjual belikan
7.
Mengandung barang tambang atau bahan galian yang
berguna untuk manusia.
Dengan
mengetahui ke 7 manfaat sumberdaya tanah ini, kita dapat menjaga dan
melestarikannya serta menghindari pencemaran.
6. Jenis-Jenis Tanah
Interaksi
antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan
sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah
inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda.
Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah
di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group).
Klasifikasi jenis-jenis
tanah pada tingkat tersebut menurut penulis, banyak faktor
yang sangat mempengaruhi, tapi paling tidak ada lima faktor untuk mengelompokkan
tanah di Indonesia.
a. Tanah Organosol atau Tanah Gambut
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari
hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung,
tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan
kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses
pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra,
Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena
derajat keasaman tinggi.
b. Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran
sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar
sepanjang aliran sungai.
c. Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang
memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah
ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggar.
d. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan
lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku
yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak
ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.
e. Tanah Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan
lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah
ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan
lanjut.
7. Pencegahan dan Penanggulangan Bahan Pencemar
Tanah
Pencegahan
dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan
dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang,
apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah
tindakan.
Namun
demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih
baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila
pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Penanganan
pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya. Cara ini
merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah mengakibatkan hasil
produksi menurun.
Cara yang
dapat ditempuh ialah :
1.
pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam
2. Memilih
varietas tanaman yang tahan hama
3.
Menggunakan musuh alami untuk hama
4.
Menggunakan horlmon serangga
5.
Pemandulan (sterilisasi)
6.
Memamfaatkan daya tarik seks untuk serangga
Disamping
itu juga kita perlu :
1. Memahami
kegiatan pestisida yang bersangkutan
2. Mengikuti
petunjuk pemakaian
3. Hati
-hati dalam penyimpanan
4.
Menggunakan alat-alat pelindung seperti masker, kacamata, dan pakaian.
B. HUTAN TROPIS (Tropical rain forest atau mountain rain forest)
1. Hutan
Tropis
Hutan Hujan
Tropis (Tropical rain forest atau mountain rain forest)
Hutan Hujan Tropis (Tropical rain forest atau mountain rain forest) merupakan ekosistem yang klimaks klimatik. Tetumbuhan yang ada dalam hutan ini tidak pernah menggugurkan daun, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang sedang berbunga, ada yang sedang berbuah, ada yang dalam perkecambahan, atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakuan masing-masing jenis tetumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis mempunyai vegetasi yang khas daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim panas, curah hujan cukup banyak serta terbagi merata. Pohon-pohon dari komunitas hutan hujan yang beranekaragaman ini, tingginya rata-rata 46-55 m adakalanya secara individu dapat mencapai 92 m, dengan bentuk pohon pada umumnya ramping-ramping.
Hutan Hujan Tropis (Tropical rain forest atau mountain rain forest) merupakan ekosistem yang klimaks klimatik. Tetumbuhan yang ada dalam hutan ini tidak pernah menggugurkan daun, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang sedang berbunga, ada yang sedang berbuah, ada yang dalam perkecambahan, atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakuan masing-masing jenis tetumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis mempunyai vegetasi yang khas daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim panas, curah hujan cukup banyak serta terbagi merata. Pohon-pohon dari komunitas hutan hujan yang beranekaragaman ini, tingginya rata-rata 46-55 m adakalanya secara individu dapat mencapai 92 m, dengan bentuk pohon pada umumnya ramping-ramping.
Tinggi pohon tidak sama, seringkali terdapat 3 lapis
pohon-pohon, tetapi kadang-kadang hanya 2 lapis. Tetumbuhan bawah pada hutan
hujan terdiri dari semak, terna, dan sejumlah anakan serta kecambah-kecambah
dari pohon. Disamping itu hutan hujan memiliki tanaman memanjat dari pelbagai
bentuk dan ukuran, serta epifit yang tumbuh pada batang dan daun. Hutan hujan
tropis sangat berstratifikasi, secara garis besar membentuk tiga lapisan yaitu
:
1. Pohon-pohon yang sangat menjulang
tinggi.
2.
Lapisan tajuk yang membentuk lapisan permadani hijau yang berkesinambungan
dengan ketinggian 80 – 100 kaki.
3.
Lapisan tumbuhan bawah.
Dalam masyarakat hutan hujan dikenal adanya
kelas-kelas atau golongan-golongan ekologis yang disebut dengan synusia.
Synusia merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai life-form serupa,
menduduki niche yang sama dan memainkan peranan yang serupa dalam komunitasnya.
Atau bisa disebut bahwa synusia adalah sekelompok tumbuhan yang mempunyai
tuntutan yang serupa pada habitat yang serupa.
2. Ciri-Ciri
Hutan Tropis
- Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
- Matahari bersinar sepanjang tahun.
- Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
- Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
Flora: pada bioma hutan tropis terdapat
beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20
- 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau
kanopi.
Tumbuhan khas yang
dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di
permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada
batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku
Sarang Burung.
-Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
3. Manfaat Hutan
Hutan merupakan salah satu bagian paling
penting dalam kehidupan manusia. Tanpa hutan keberadaan kehidupan di bumi tidak
dapat mungkin terjadi. Tidak hanya menyediakan oksigen tetapi juga banyak
manfaat lain yang berhubungan dengan eksistensi manusia di Bumi. 23% dari total
lahan di bumi tertutup oleh hutan. Indonesia, terutama Pulau Kalimantan,
Sumatra, dan Papua merupakan penyumbang hutan terbesar kedua di dunia setelah
hutan tropis raksasa Amazon di Brazil.
Untuk meningkatkan kesehatan manusia dan kelestarian
hutan, diperlukan hal-hal untuk mempertimbangkan hutan untuk penduduk setempat
dan untuk menilai bagaimana penghuni hutan dapat berkontribusi untuk
meningkatkan pengelolaan hutan. Intervensi terhadap hutan, baik yang
bertanggungjawab maupun tidak, memiliki implikasi untuk populasi lain, seperti
yang telah secara dramatis dan negatif yang ditunjukkan dalam beberapa tahun
terakhir dengan yaitu global warming. Oleh karena itu, dengan melihat manfaat
secara langsung dan tidak, kita dapat memberikan kontribusi terhadap hutan di
sekitar kita. manfaat langsung dari hutan:
- Makanan (bidang pangan)
Meskipun potensi hutan untuk dijadikan mata
pencaharian mungkin kecil, hutan tetap berperan penting. Orang yang tinggal di
dan dekat hutan biasanya memperoleh cukup, meskipun variabel, jumlah makanan
bergizi dari hutan. Makanan yang berasal dari hutan juga terus memberikan
manfaat bagi manusia yaitu protein dan mineral untuk menu variasi harian. Melaporkan
bahwa di 62 negara-negara berkembang.
masyarakat mendapatkan lebih dari 20 persen dari
protein mereka dari daging hewan liar dan ikan. Orang-orang di Kongo Basin
sendiri mengkonsumsi lebih dari 1 juta ton daging liar tahunan (setara dengan 4
juta sapi) (Wilkie, 2001), sementara orang-orang di Cekungan Amazon mengkonsumsi
67 000-164 000 ton per tahun.
- Kepentingan Komersial
Manusia mengambil banyak manfaat dari ekosistem hutan. Banyak obat-obatan
dan farmasi telah ditemukan di tanaman asli hutan. Masyarakat lokal bertahan
hidup pada tanaman dan hewan yang diambil dari hutan. Produk yang tergantung
pada masyarakat modern seperti kayu, kertas dan bambu semua berasal dari
ekosistem hutan. Banyak produk lainnya seperti rempah-rempah, karet, dan
pewarna juga ditemukan di hutan-hutan di seluruh dunia. Hutan yang penting bagi
manusia untuk alasan estetika juga, dan ekowisata merupakan salah satu cara
untuk menggunakan dan mempromosikan perlindungan hutan secara berkelanjutan :
- Tempat Tinggal: Hutan juga rumah bagi berbagai hewan, sebagian besar hewan hidup di pohon-pohon, di dahan pohon dan di bawah pohon.
- Kertas: Semua jenis kertas dan dalam setiap bidang pekerjaan, pembuatannya dilakukan oleh berbagai produk daun.
- Rayon: Rayon juga disebut sutra buatan, mereka diperoleh dari berbagai jenis bambu dan berbagai kayu.
- Kayu: Bahan untuk membuat furnitur, jembatan dan perahu. Tanpa menggunakan kayu semua hal yang disebutkan tidaklah mungkin.
- Bambu: Bambu juga merupakan produk dari hutan untuk membuat lantai, keranjang dan tali. Ini adalah hal terbaik yang kita dapatkan dari hutan.
- Obat herbal dari hutan (bidang kesehatan)
Banyak tanaman hutan dan hewan menghasilkan racun, fungisida, antibiotik
dan senyawa biologis aktif lainnya sebagai mekanisme pertahanan, tetapi banyak
dari mereka dapat dijadikan obat. Banyak produk farmasi saat iniberasal dari
spesies hutan tropis, misalnya
- kina dari pohon kina spp. untuk mengobati kanker;
- tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) untuk pengobatan kelenjar prostat membesar;
- akar kumis kucing (Coleus forskohlii): obat untuk mengobati diabetes ;
- Dioscorea dumetorum dan Harungana vismia, dan beberapa obat didasarkan pada daun succulents keluarga Mesembryanthemaceae.
Sistem pengobatan tradisional berdasarkan pengetahuan
lokal memang telah dilakukan oleh masyarkat di daerah tropis sejak ratusan
bahkan ribuan tahun lalu. Sistem perawatan kesehatan ini penting, terutama
ketika pelayanan kesehatan formal perawatan tidak ada. Pasar untuk obat
tradisional saat ini telah berkembang, dan banyak dari itu adalah di tangan
perempuan, misalnya dalam pembuatan dan penjualan jamu.
Selain manfaat lansung lain di atas, ada juga manfaat
hutan yang sangat berpengaru bagi kelangsungan hidup manusia walaupun tidak
secara langsung, yaitu;
1.Manfaat/Fungsi
Ekonomi
- Hasil
hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai
tinggi.
- Membuka
lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.
- Menyumbang
devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.
2. Manfaat/Fungsi Klimatologis
- Hutan dapat mengatur iklim
- Hutan berfungsi sebagai paru-paru
dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan.
3. Manfaat/Fungsi Hidrolis
- Dapat menampung air hujan di dalam
tanah
- Mencegah intrusi air laut yang
asin
- Menjadi pengatur tata air tanah
4. Manfaat/Fungsi Ekologis
- Mencegah erosi dan banjir
- Menjaga dan mempertahankan kesuburan
tanah
- sebagai wilayah untuk melestarikan
kenaekaragaman hayati
4.Masalah
Hutan
Potensi
konflik masing-masing desa terpilih bervariasi diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Adanya
sengketa batas ulayat, hak pewaris dan batas desa yang akhir-akhir ini berhubungan
dengan lahan garap maupun ganti rugi dengan pihak perusahaan yang sedang
beroperasi di wilayah tersebut;
2)
Belum adanya kepastian hukum masalah batas wilayah desa dan wilayah adat
sehingga memungkinkan sengketa dengan wilayah desa lain;
3)
Dengan dipindahkannya beberapa desa bergabung dengan desa lain guna mengurangi
keterisoliran maka persaingan usaha semakin meningkat;
4)
Telah terjadi kerusakan lingkungan alam sehingga pada musim kemarau air sungai
surut bahkan ada yang kering sedangkan di musim hujan sering terjadi banjir;
5)
Di beberapa desa yang dilalui transportasi tambang batu bara mengalami
pencemaran udara (debu);
6)
Kesenjangan tingkat kesejahteraan yang rendah ditunjang dengan tingkat
pendidikan yang rendah khususnya di desa-desa pedalaman.
5.Alternatif
Penyelesaian Masalah:
Pemerintah
diharapkan tidak hanya memberikan konsep kebijakan yang sulit dicerna oleh
masyarakat, namun harus dilihat dari sisi lain realita kehidupan sosial budaya
masyarakat desa tersebut terhadap persepsi hutan dan lingkungannya.
Sering terlupakan pula bahwa masyarakat desa di dalam dan sekitar hutan
tersebut mempunyai cara yang sederhana dalam menyelesaikan masalah, seperti:
1) Adanya
permasalahan batas wilayah adat desa diselesaikan berdasarkan kompromi adat
desa secara musyawarah;
2)
Adanya hukum dan denda yang jelas dan tegas bagi masyarakat yang melanggar
aturan adat walaupun hukum tersebut tidak tertulis namun dipatuhi oleh
masyarakatnya.
3)
Sebelum berinteraksi dengan beberapa pihak berkepentingan dari luar kawasan,
mereka pada umumnya secara arif dapat menjaga dan melestarikan lingkungan alam
termasuk hutan walaupun pola berladang mereka berpindah, namun terbukti
kerusakan hutan terparah setelah adanya konsesi pembukaan hutan oleh IUPHHK dan
kegiatan pertambangan, bukan oleh peladang berpindah.
Melihat contoh-contoh kearifan
tradisional yang telah dilakukan oleh masyarakat tersebut, diharapkan dalam
setiap permasalahan yang menimbulkan konflik perlu dipertimbangkan langkah-langkah
sebagai berikut:
1)
Meminimalisir tingkat kecemburuan sosial pada masyarakat desa terhadap
perusahaan pemegang ijin tambang/ IUPHHK yang ada;
2)
Perlu pendekatan secara adat yang lebih sesuai dengan sosial budaya masyarakat
setempat;
3)
Melibatkan peran penting masyarakat lokal untuk ikut serta dalam mengelola alam
dan lingkungannya secara professional menurut adat budaya mereka;
4)
Memberikan penyuluhan secara intensif dalam rangka sosialisasi pembangunan
berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat;
5)
Melihat potensi keindahan bentang alam yang khas dan keanekaragaman hayati yang
ada, maka perlu dikaji untuk pembangunan wisata berkelanjutan sebagai
alternative mata pencaharian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan alam.
6. Jenis-Jenis
Hutan
Hutan berkembang di daerah-daerah
iklim yang beragam di seluruh dunia, dan dapat dikategorikan berdasarkan lokasi
dan elevasi.
- Tropis: subur, hutan lebat ditemukan di dekat khatulistiwa. Hutan tropis adalah gudang keanekaragaman hayati di planet ini.
- Sub-tropis: terdiri dari pohon-pohon yang dapat menahan panas dan cuaca kering .Biasanya ditemukan di daerah utara dan selatan hutan tropis.
- Mediterania: terletak di selatan daerah beriklim sedang dan mayoritas terdiri atas pohon cemara.
- Beriklim: campuran cemara cemara dan pohon deciduous yang ditemukan di Amerika Utara, timur laut Asia dan Eropa.
- Jenis konifera: Hutan-hutan ini ditemukan di sekitar kutub dan daerah dingin, daerah berangin yang mengandung kayu konifer dan kayu keras.