Selasa, 02 Juli 2013

pengertian lahan dan hutan tropis


2.    Lahan
            Sejak tahun 1970, istilah lahan mulai banyak digunakan. Menurut FAO, lahan diartikan sebagai tempat di permukaan bumi yang sifat-sifatnya layak disebut seimbang dan saling berkaitan satu sama lain, memiliki atribut mulai dari biosfer atmosfer, batuan induk, bentuk-bentuk lahan, tanah dan ekologinya, hidrologi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari aktivitas manusia pada masa lalu dan sekarang yang menegaskan bahwa variabel itu berpengaruh nyata pada penggunaan manusia saat ini dan akan datang.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah lahan bararti tanah terbuka, tanah garapan. Lahan diartikan sebagai suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, dan lain-lain. Pemahaman tentang tipe-tipe tanah yang penting bagi pemanfaatan dan daya guna lahan. Tidak semua tipe tanah bisa dipakai untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, berdirinya pabrik, atau alas jalan. Setiap tanah memiliki karakteristiknya sendiri yang memberi pengaruh pada terbatasnya daya guna lahan di atas tanah itu.Sebelum pemanfaatan lahan di atas tanah, harus melakukan survey tanah terlebih dahulu.Pendayagunaan tanah sebagai sumber daya tidak hanya sebatas tanah dalam batas yang sempit, tetapi lebih luas berupa lahan. Lahan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, tumbuhan, dan  makhluk lainnya. Manusia selalu berusaha memiliki dan menguasai lahan, yang ikut menentukan status sosialnya. Kebutuhan hidup manusia yang beragam, penguasaan teknologi, kondisi sosial budaya, dan ekonomi masyarakat yang berbeda merupakan faktor yang menentukan dalam penggunaan lahan. Pengelolaan lahan merupakan upaya yang dilakukan manusia dalam pemanfaatan lahan sehingga produktivitas lahan tetap tinggi secara berkelanjutan (jangka panjang). Penggunaan sumber daya lahan  dapat dibagi ke dalam tiga kelompok manfaat dan peranan, yaitu
a.  Lahan digunakan untuk tempat tinggal, berusaha, bercocok tanam, tambak ikan,dan lainnya;
b. Lahan sebagai kawasan hutan yang menopang kehidupan vegetasi satwa liar;
c.  Lahan sebagai daerah pertambangan yang bermanfaat bagi manusia.
Besarnya manfaat dan pentingnya peran lahan menyebabkan sering terjadi konflik kepentingan dalam penggunaannya. Namun, bagaimana manusia dapat memanfaatkan dengan baik sumber daya tanah berupa lahan secara seimbang sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

3.    Degradasi dan Kerusakan Lahan
Degradasi adalah penurunan mutu atau kemerosotan kedudukan. Dalam kaitannya dengan tanah, pengertian degradasi adalah penurunan atau kemerosotan mutu tanah akibat perilaku manusia atau aktivitas alam, sehingga kondisi tanah lebih buruk dibanding sebelumnya. Degradasi tanah dapat meliputi aspek fisik, kimiawi, dan biologi tanah. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan degradasi adalah berkurang dan hilangnya nutrisi, dan erosi tanah. Sebagai salah satu faktor penyebab degradasi, erosi tanah oleh air dan angin merupakan bentuk terpenting dari degradasi , erosi tanah merupakan suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Limpasan permukaan sebagai faktor pemicu utama erosi, pada akhirnya berakibat pada terjadinya degradasi lahan. Degradasi tanah dapat berdampak pada menurunnya kualitas/mutu tanah. Kualitas tanah tidak lain adalah kapasitas tanah sesuai fungsinya. Apabila kapasitas fungsi tanah sudah mengalami penurunan dan tidak dapat berfungsi seperti sediakala, maka tanah tersebut telah mengalami degradasi. Kualitas tanah adalah gabungan dari sifat fisik, kimia, dan biologi yang menentukan pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran air pada lingkungan, dan sebagai filter lingkungan yang efektif. Sedangkan , Kualitas tanah merupakan kemampuan suatu tanah, di dalam batas-batas lingkungannya, untuk berfungsi dalam kapasitasnya menghasilkan produk biologi secara berkesinambungan, mengatur tata air dan aliran larutan, memelihara dan memperbaiki kualitas lingkungan untuk kesehatan dan kenyamanan hidup manusia dan hewan.
4.    Faktor-faktor yang Menyebabkan Keusakan Tanah dan Lahan
Beberapa aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas tanah adalah sebagai berikut :
a. Usaha tani tanaman semusim terutama di daerah miring, yang tidak dibarengi dengan usaha konservasi tanah dan air akan berdampak pada terjadinya erosi dan pengangkutan bahan organik, sehingga mengakibatkan terjadinya lahan kritis,
b.  Perladangan berpindah, yang mengubah hutan menjadi lahan pertanian, jika lahan tersebut berubah menjadi alang-alang akan menurunkan kualitas lingkungan,
c.  Penggembalaan berlebihan, yang melampaui kapasitas lahannya mengakibatkan rumput tidak sempat tumbuh sehingga menimbulkan tanah gundul (penggurunan),
d.  Penempatan permukiman transmigrasi, yang tidak memiliki kesesuaian lahan akan berkembang menjadi lingkungan yang berkualitas buruk, tidak produktif, dan menyengsarakan transmigran,
e. Pembukaan lahan secara serampangan, dapat menyebabkan pemadatan tanah sehingga menurunkan infiltrasi, meningkatkan limpasan, dan memicu terjadinya erosi,

f.  Cara pengelolaan bahan organik, pengangkutan dan pembakaran limbah pertanian dapat menurunkan kadar bahan organik. Hal ini dapat menyebabkan memburuknya sifat fisik dan erodibilitas tanah,
g. Perubahan tata guna lahan, dapat merubah kualitas tanah dan lingkungan, misalnya peningkatan erosi dan menurunnya kesuburan/produktivitas tanah, dan
h.  Penambangan bahan galian yang dilakukan secara besar-besaran yang berbenturan dengan kepentingan permukiman, pertanian, dan kehutanan dapat menimbulkan masalah lingkungan.
5.   Manfaat Tanah
1.      Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.
2.    Penyedia maanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang menguraikan sisa organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lain.
3.    Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tnah merupakan tempt manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di dalam tanah, hidup pula berbagai organisme tanah, misalnya cacing tanah.
4.    Sumber bahan baku barang kerajianan atau perabot rumah tangga. Kandungan tanah liat dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu bata, barang-barang seni dan kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah liat juga dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku genteng penutup atap rumah atau bangunan.
5.    Memiliki nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menimpan air (melindungi tata air), menekan erosi, serta menjaga kesuburan tanah.
6.    Memiliki nilai ekonomis yaitu sebagai aset yang dapat disewakan atau diperjual belikan
7.    Mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna untuk manusia.
Dengan mengetahui ke 7 manfaat sumberdaya tanah ini, kita dapat menjaga dan melestarikannya serta menghindari pencemaran.
6.  Jenis-Jenis Tanah
 Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda. Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group).

 Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut menurut penulis, banyak faktor yang sangat mempengaruhi, tapi paling tidak ada lima faktor untuk mengelompokkan tanah di Indonesia.
a. Tanah Organosol atau Tanah Gambut
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
b. Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai.
c. Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggar.
d. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.
              e. Tanah Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.




7.   Pencegahan dan Penanggulangan Bahan Pencemar Tanah

Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan.
Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah mengakibatkan hasil produksi menurun.
Cara yang dapat ditempuh ialah :
1. pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam
2. Memilih varietas tanaman yang tahan hama
3. Menggunakan musuh alami untuk hama
4. Menggunakan horlmon serangga
5. Pemandulan (sterilisasi)
6. Memamfaatkan daya tarik seks untuk serangga
Disamping itu juga kita perlu :
1. Memahami kegiatan pestisida yang bersangkutan
2. Mengikuti petunjuk pemakaian
3. Hati -hati dalam penyimpanan
4. Menggunakan alat-alat pelindung seperti masker, kacamata, dan pakaian.

B. HUTAN TROPIS (Tropical rain forest atau mountain rain forest)
1. Hutan Tropis
 Hutan Hujan Tropis (Tropical rain forest atau mountain rain forest)
Hutan Hujan Tropis (Tropical rain forest atau mountain rain forest) merupakan ekosistem yang klimaks klimatik. Tetumbuhan yang ada dalam hutan ini tidak pernah menggugurkan daun, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang sedang berbunga, ada yang sedang berbuah, ada yang dalam perkecambahan, atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakuan masing-masing jenis tetumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis mempunyai vegetasi yang khas daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim panas, curah hujan cukup banyak serta terbagi merata. Pohon-pohon dari komunitas hutan hujan yang beranekaragaman ini, tingginya rata-rata 46-55 m adakalanya secara individu dapat mencapai 92 m, dengan bentuk pohon pada umumnya ramping-ramping.

Tinggi pohon tidak sama, seringkali terdapat 3 lapis pohon-pohon, tetapi kadang-kadang hanya 2 lapis. Tetumbuhan bawah pada hutan hujan terdiri dari semak, terna, dan sejumlah anakan serta kecambah-kecambah dari pohon. Disamping itu hutan hujan memiliki tanaman memanjat dari pelbagai bentuk dan ukuran, serta epifit yang tumbuh pada batang dan daun. Hutan hujan tropis sangat berstratifikasi, secara garis besar membentuk tiga lapisan yaitu :
1.    Pohon-pohon yang sangat menjulang tinggi.
2.    Lapisan tajuk yang membentuk lapisan permadani hijau yang berkesinambungan dengan ketinggian 80 – 100 kaki.
3.    Lapisan tumbuhan bawah.
Dalam masyarakat hutan hujan dikenal adanya kelas-kelas atau golongan-golongan ekologis yang disebut dengan synusia. Synusia merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai life-form serupa, menduduki niche yang sama dan memainkan peranan yang serupa dalam komunitasnya. Atau bisa disebut bahwa synusia adalah sekelompok tumbuhan yang mempunyai tuntutan yang serupa pada habitat yang serupa.
 2. Ciri-Ciri Hutan Tropis
  • Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
  • Matahari bersinar sepanjang tahun.
  • Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
  • Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
 Flora: pada bioma hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.

-Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.

3. Manfaat Hutan
 Hutan merupakan salah satu bagian paling penting dalam kehidupan manusia. Tanpa hutan keberadaan kehidupan di bumi tidak dapat mungkin terjadi. Tidak hanya menyediakan oksigen tetapi juga banyak manfaat lain yang berhubungan dengan eksistensi manusia di Bumi. 23% dari total lahan di bumi tertutup oleh hutan. Indonesia, terutama Pulau Kalimantan, Sumatra, dan Papua merupakan penyumbang hutan terbesar kedua di dunia setelah hutan tropis raksasa Amazon di Brazil.
Untuk meningkatkan kesehatan manusia dan kelestarian hutan, diperlukan hal-hal untuk mempertimbangkan hutan untuk penduduk setempat dan untuk menilai bagaimana penghuni hutan dapat berkontribusi untuk meningkatkan pengelolaan hutan. Intervensi terhadap hutan, baik yang bertanggungjawab maupun tidak, memiliki implikasi untuk populasi lain, seperti yang telah secara dramatis dan negatif yang ditunjukkan dalam beberapa tahun terakhir dengan yaitu global warming. Oleh karena itu, dengan melihat manfaat secara langsung dan tidak, kita dapat memberikan kontribusi terhadap hutan di sekitar kita. manfaat langsung dari hutan:
  1. Makanan (bidang pangan)
Meskipun potensi hutan untuk dijadikan mata pencaharian mungkin kecil, hutan tetap berperan penting. Orang yang tinggal di dan dekat hutan biasanya memperoleh cukup, meskipun variabel, jumlah makanan bergizi dari hutan. Makanan yang berasal dari hutan juga terus memberikan manfaat bagi manusia yaitu protein dan mineral untuk menu variasi harian. Melaporkan bahwa di 62 negara-negara berkembang.
masyarakat mendapatkan lebih dari 20 persen dari protein mereka dari daging hewan liar dan ikan. Orang-orang di Kongo Basin sendiri mengkonsumsi lebih dari 1 juta ton daging liar tahunan (setara dengan 4 juta sapi) (Wilkie, 2001), sementara orang-orang di Cekungan Amazon mengkonsumsi 67 000-164 000 ton per tahun.
  1. Kepentingan Komersial
Manusia mengambil banyak manfaat dari ekosistem hutan. Banyak obat-obatan dan farmasi telah ditemukan di tanaman asli hutan. Masyarakat lokal bertahan hidup pada tanaman dan hewan yang diambil dari hutan. Produk yang tergantung pada masyarakat modern seperti kayu, kertas dan bambu semua berasal dari ekosistem hutan. Banyak produk lainnya seperti rempah-rempah, karet, dan pewarna juga ditemukan di hutan-hutan di seluruh dunia. Hutan yang penting bagi manusia untuk alasan estetika juga, dan ekowisata merupakan salah satu cara untuk menggunakan dan mempromosikan perlindungan hutan secara berkelanjutan :
    • Tempat Tinggal: Hutan juga rumah bagi berbagai hewan, sebagian besar hewan hidup di pohon-pohon, di dahan pohon dan di bawah pohon.
    • Kertas: Semua jenis kertas dan dalam setiap bidang pekerjaan, pembuatannya dilakukan oleh berbagai produk daun.
    • Rayon: Rayon juga disebut sutra buatan, mereka diperoleh dari berbagai jenis bambu dan berbagai kayu.
    • Kayu: Bahan untuk membuat furnitur, jembatan dan perahu. Tanpa menggunakan kayu semua hal yang disebutkan tidaklah mungkin.
    • Bambu: Bambu juga merupakan produk dari hutan untuk membuat lantai, keranjang dan tali. Ini adalah hal terbaik yang kita dapatkan dari hutan.
  1. Obat herbal dari hutan (bidang kesehatan)
Banyak tanaman hutan dan hewan menghasilkan racun, fungisida, antibiotik dan senyawa biologis aktif lainnya sebagai mekanisme pertahanan, tetapi banyak dari mereka dapat dijadikan obat. Banyak produk farmasi saat iniberasal dari spesies hutan tropis, misalnya
    • kina dari pohon kina spp. untuk mengobati kanker;
    • tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) untuk pengobatan kelenjar prostat membesar;
    • akar kumis kucing (Coleus forskohlii): obat untuk mengobati diabetes ;
    • Dioscorea dumetorum dan Harungana vismia, dan beberapa obat didasarkan pada daun succulents keluarga Mesembryanthemaceae.
Sistem pengobatan tradisional berdasarkan pengetahuan lokal memang telah dilakukan oleh masyarkat di daerah tropis sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Sistem perawatan kesehatan ini penting, terutama ketika pelayanan kesehatan formal perawatan tidak ada. Pasar untuk obat tradisional saat ini telah berkembang, dan banyak dari itu adalah di tangan perempuan, misalnya dalam pembuatan dan penjualan jamu.
Selain manfaat lansung lain di atas, ada juga manfaat hutan yang sangat berpengaru bagi kelangsungan hidup manusia walaupun tidak secara langsung, yaitu;
1.Manfaat/Fungsi Ekonomi
- Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi.
- Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.
- Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.



2. Manfaat/Fungsi Klimatologis
- Hutan dapat mengatur iklim
- Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan.
3. Manfaat/Fungsi Hidrolis
- Dapat menampung air hujan di dalam tanah
- Mencegah intrusi air laut yang asin
- Menjadi pengatur tata air tanah
4. Manfaat/Fungsi Ekologis
- Mencegah erosi dan banjir
- Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah
- sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati
4.Masalah Hutan
Potensi konflik masing-masing desa terpilih bervariasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Adanya  sengketa batas ulayat, hak pewaris dan batas desa yang akhir-akhir ini berhubungan dengan lahan garap maupun ganti rugi dengan pihak perusahaan yang sedang beroperasi di wilayah tersebut;
2)    Belum adanya kepastian hukum masalah batas wilayah desa dan wilayah adat sehingga memungkinkan sengketa dengan wilayah desa lain;
3)    Dengan dipindahkannya beberapa desa bergabung dengan desa lain guna mengurangi keterisoliran maka persaingan usaha semakin meningkat;
4)    Telah terjadi kerusakan lingkungan alam sehingga pada musim kemarau air sungai surut bahkan ada yang kering sedangkan di musim hujan sering terjadi banjir;
5)    Di beberapa desa yang dilalui transportasi tambang batu bara mengalami pencemaran udara (debu);

6)    Kesenjangan tingkat kesejahteraan yang rendah ditunjang dengan tingkat pendidikan yang rendah khususnya di desa-desa pedalaman.
5.Alternatif Penyelesaian Masalah:
Pemerintah diharapkan tidak hanya memberikan konsep kebijakan yang sulit dicerna oleh masyarakat, namun harus dilihat dari sisi lain realita kehidupan sosial budaya masyarakat desa tersebut terhadap persepsi hutan dan lingkungannya.  Sering terlupakan pula bahwa masyarakat desa di dalam dan sekitar hutan tersebut mempunyai cara yang sederhana dalam menyelesaikan masalah, seperti:
1)    Adanya permasalahan batas wilayah adat desa diselesaikan berdasarkan kompromi adat desa secara musyawarah;
2)    Adanya hukum dan denda yang jelas dan tegas bagi masyarakat yang melanggar aturan adat walaupun hukum tersebut tidak tertulis namun dipatuhi oleh masyarakatnya.
3)    Sebelum berinteraksi dengan beberapa pihak berkepentingan dari luar kawasan, mereka pada umumnya secara arif dapat menjaga dan melestarikan lingkungan alam termasuk hutan walaupun pola berladang mereka berpindah, namun terbukti kerusakan hutan terparah setelah adanya konsesi pembukaan hutan oleh IUPHHK dan kegiatan pertambangan, bukan oleh peladang berpindah.
Melihat contoh-contoh kearifan tradisional yang telah dilakukan oleh masyarakat tersebut, diharapkan dalam setiap permasalahan yang menimbulkan konflik perlu dipertimbangkan langkah-langkah sebagai berikut:
1)    Meminimalisir tingkat kecemburuan sosial pada masyarakat desa terhadap perusahaan pemegang ijin tambang/ IUPHHK yang ada;
2)    Perlu pendekatan secara adat yang lebih sesuai dengan sosial budaya masyarakat setempat;
3)    Melibatkan peran penting masyarakat lokal untuk ikut serta dalam mengelola alam dan lingkungannya secara professional menurut adat budaya mereka;
4)    Memberikan penyuluhan secara intensif dalam rangka sosialisasi pembangunan berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat;


5)    Melihat potensi keindahan bentang alam yang khas dan keanekaragaman hayati yang ada, maka perlu dikaji untuk pembangunan wisata berkelanjutan sebagai alternative mata pencaharian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan alam.
6. Jenis-Jenis Hutan
Hutan berkembang di daerah-daerah iklim yang beragam di seluruh dunia, dan dapat dikategorikan berdasarkan lokasi dan elevasi.
  • Tropis: subur, hutan lebat ditemukan di dekat khatulistiwa. Hutan tropis adalah gudang keanekaragaman hayati di planet ini.
  • Sub-tropis: terdiri dari pohon-pohon yang dapat menahan panas dan cuaca kering .Biasanya ditemukan di daerah utara dan selatan hutan tropis.
  • Mediterania: terletak di selatan daerah beriklim sedang dan mayoritas terdiri atas pohon cemara.
  • Beriklim: campuran cemara cemara dan pohon deciduous yang ditemukan di Amerika Utara, timur laut Asia dan Eropa.
  • Jenis konifera: Hutan-hutan ini ditemukan di sekitar kutub dan daerah dingin, daerah berangin yang mengandung kayu konifer dan kayu keras.
Pegunungan: juga dikenal sebagai hutan awan. Mengandung terutama tumbuhan runjung dan ditemukan di elevasi tinggi tropis, sub tropis dan subtropis zona.

linda 
nia 
yunik
 desi
marta
lila
kinana
ery
fajria
deti
ila
lala
lili
mulyana

Senin, 01 Juli 2013

Pengertian Tanah


A.TANAH
1.   Tanah
Tanah merupakan lapisan terluar dari permukaan bumi serta merupakan hasil pelapukan batuan danbahan organik yang hancur akibat proses bahan organik yang hancur akibat proses alam. Pada dasarnya, tanah berasal dari alam. Pada dasarnya, tanah berasal dari alam.
a. Kareristik Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah. Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi. Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara.
Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.

Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaianoptimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antar agregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antara gregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori).
Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.


b.   Pembentukan tanah
 Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi. Seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu.Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
c.    Penampang Tegak Tanah
Lapisan paling atas disebut sebagai horizon organik (horizon O). Mengandung detritus, sampah-sampah daun, dan materi lainnya yang terhampar di permukaan tanah. Lapisan ini berwarna gelap karena adanya pembusukan materi organik dari sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati, dan pembusukan ini memperkaya kandungan nutrient/zat hara tanah.Di bawah lapisan horizon O, terdapat lapisan topsoil (horizon A). Mengandung campuran materi yang belum membusuk sempurna, organisme (seperti bakterti, jamur, cacing, dan hewan-hewan kecil lainnya), dan beberapa partikel mineral anorganik. Biasanya lapisan ini lebih gelap dan lebih longgar (membentuk pori-pori tanah) dibanding lapisan dibawahnya. 

 Akar tumbuhan biasanya tumbuh sampai lapisan ini. Bersama lapisan horizon O, lapisan ini mengandung sebagian besar materi organik, yaitu antara 1% - 7% dari volume yang ada. Ruang pori-pori antara materi organik padat dengan partikel anorganik mengandung air dan udara yang juga memiliki peran penting bagi metabolisme tanah.Horison B atau lapisan subsoil, yang terletak di bawah lapisan topsoil, biasanya berwarna terang, tebal, padat, dan kandungan materi organiknya sedikit. Lapisan subsoil ini disebut juga sebagai zona leaching, dimana pada lapisan ini tertumpuk campuran materi dan lapisan atasnya yang ikut terbawa arus air.
Lapisan paling bawah adalah horison C. lapisan ini merupakan lapisan transisi antara material induk dengan lapisan tanah (di atasnya). Materi anorganik dari pecahan material induk dapat ditemukan di sini. Lapisan ini tidak mudah mengala perubahan dibandingkan lapisan sebelah atasnya dan sedikit sekali organismenya.
d.    Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa.
Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen.Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi, warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi. Warna tanah adalah karakteristik tanah, yang berguna sebagai penunjuk kualitas tanah secara sepintas. Warna tanah tergantung pada induk dan hasil proses pembentukan tanah. Pada keadaan tertentu warna tanah ikut mempengaruhi temperatur tanah. Variasi tanah sangat tergantung pada kadar organik tanah. Bila penentuan kadar organik tanah secara tepat sulit dilakukan, maka sering kadar organik tanah diperkirakan berdasarkan indeks warna tanah.
 Tanah yang kadar organiknya tinggi lebih gelap warnanya dibandingkan dengan tanah yang rendah kadar organiknya. Banyak juga faktor lain yang ikut menentukan warna tanah. Warna tanah dapat berpengaruh terhadap kondisi dan sifat tanah melalui radiasi cahaya yang diserapnya. Tanah yang berwarna hitam atau gelap akan banyak menyerap panas dibandingkan yang berwarna muda. Oleh karena itu, tanah yang berwarna gelap atau hitam lebih cepat menyerap panas dan lebih panas dari tanah yang berwarna muda bila langsung terkena cahaya matahari. Cepat dan banyaknya panas yang diterima tanah tergantung pada warna tanah.
Tanah yang berwarna gelap lebih cepat kering dibandingkan dengan tanah yang berwarna terang atau muda.Warna tanah juga ikut berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban tanah karena kecepatan penyerapan panas dipengaruhi oleh warna tanah. Dengan demikian, warna tanah secara tidak langsung akan menentukan kehidupan organisme tanah.