A.TANAH
1. Tanah
Tanah
merupakan lapisan terluar dari permukaan bumi serta merupakan hasil pelapukan
batuan danbahan organik yang hancur akibat proses bahan organik yang hancur
akibat proses alam. Pada dasarnya, tanah berasal dari alam. Pada dasarnya,
tanah berasal dari alam.
a. Kareristik Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum)
adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah
sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang
akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi
akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk
hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal
sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting
sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat
tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang
lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah. Tubuh tanah (solum) tidak lain
adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia
tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier
dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan
mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia
mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk
dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi. Tanah organik berwarna
hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu
bara.
Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi
karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi
berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan
mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.
Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat
fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki
keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas
dan di bawah capaianoptimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini
membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh
komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung.
Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung.
Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai
geluh (loam).Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk
dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antar agregat. Tanah
tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan
gas mengisi ruang antara gregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga
faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori).
Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori
berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori)
terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan
makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila
berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
b. Pembentukan tanah
Tanah berasal
dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang
menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''.
Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas
lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan
mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi. Seorang pakar tanah
asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk
dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika
faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi
(topografi) seiring dengan berjalannya waktu.Berdasarkan dinamika kelima faktor
tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi
tanah.
c. Penampang Tegak Tanah
Lapisan paling atas disebut sebagai horizon organik
(horizon O). Mengandung detritus, sampah-sampah daun, dan materi lainnya yang
terhampar di permukaan tanah. Lapisan ini berwarna gelap karena adanya
pembusukan materi organik dari sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati,
dan pembusukan ini memperkaya kandungan nutrient/zat hara tanah.Di bawah
lapisan horizon O, terdapat lapisan topsoil (horizon A). Mengandung campuran
materi yang belum membusuk sempurna, organisme (seperti bakterti, jamur,
cacing, dan hewan-hewan kecil lainnya), dan beberapa partikel mineral
anorganik. Biasanya lapisan ini lebih gelap dan lebih longgar (membentuk
pori-pori tanah) dibanding lapisan dibawahnya.
Akar tumbuhan
biasanya tumbuh sampai lapisan ini. Bersama lapisan horizon O, lapisan ini
mengandung sebagian besar materi organik, yaitu antara 1% - 7% dari volume yang
ada. Ruang pori-pori antara materi organik padat dengan partikel anorganik
mengandung air dan udara yang juga memiliki peran penting bagi metabolisme
tanah.Horison B atau lapisan subsoil, yang terletak di bawah lapisan topsoil,
biasanya berwarna terang, tebal, padat, dan kandungan materi organiknya
sedikit. Lapisan subsoil ini disebut juga sebagai zona leaching, dimana pada
lapisan ini tertumpuk campuran materi dan lapisan atasnya yang ikut terbawa
arus air.
Lapisan paling bawah adalah horison C. lapisan ini merupakan lapisan transisi antara material induk dengan lapisan tanah (di atasnya). Materi anorganik dari pecahan material induk dapat ditemukan di sini. Lapisan ini tidak mudah mengala perubahan dibandingkan lapisan sebelah atasnya dan sedikit sekali organismenya.
Lapisan paling bawah adalah horison C. lapisan ini merupakan lapisan transisi antara material induk dengan lapisan tanah (di atasnya). Materi anorganik dari pecahan material induk dapat ditemukan di sini. Lapisan ini tidak mudah mengala perubahan dibandingkan lapisan sebelah atasnya dan sedikit sekali organismenya.
d. Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah
diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat,
merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki
lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia
(pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap
seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena
pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa.
Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan,
belerang, dan nitrogen.Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya
disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi, warna yang berbeda terjadi
karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif
menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan
suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau
warna yang terkonsentrasi. Warna tanah adalah karakteristik tanah, yang berguna
sebagai penunjuk kualitas tanah secara sepintas. Warna tanah tergantung pada
induk dan hasil proses pembentukan tanah. Pada keadaan tertentu warna tanah
ikut mempengaruhi temperatur tanah. Variasi tanah sangat tergantung pada kadar
organik tanah. Bila penentuan kadar organik tanah secara tepat sulit dilakukan,
maka sering kadar organik tanah diperkirakan berdasarkan indeks warna tanah.
Tanah yang
kadar organiknya tinggi lebih gelap warnanya dibandingkan dengan tanah yang
rendah kadar organiknya. Banyak juga faktor lain yang ikut menentukan warna
tanah. Warna tanah dapat berpengaruh terhadap kondisi dan sifat tanah melalui
radiasi cahaya yang diserapnya. Tanah yang berwarna hitam atau gelap akan
banyak menyerap panas dibandingkan yang berwarna muda. Oleh karena itu, tanah
yang berwarna gelap atau hitam lebih cepat menyerap panas dan lebih panas dari
tanah yang berwarna muda bila langsung terkena cahaya matahari. Cepat dan
banyaknya panas yang diterima tanah tergantung pada warna tanah.
Tanah yang berwarna gelap lebih cepat kering
dibandingkan dengan tanah yang berwarna terang atau muda.Warna tanah juga ikut
berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban tanah karena kecepatan penyerapan
panas dipengaruhi oleh warna tanah. Dengan demikian, warna tanah secara tidak
langsung akan menentukan kehidupan organisme tanah.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.